Hello guys, Welcome to my blog. So
today tanggal 4 Desembder 2017 aku mau ceritain pengalaman saya waktu mengunjungi
Museum De Javasche Bank Surabaya. Saya mengunjungi Museum ini pada tanggal 11
November 2017 bersama teman kelas dan dosen kami tercinta Bapak Akhmad Ryan
Pratama. Kami tiba di Museum De Javasche Bank pada jam 09:00 pagi.
Okay saya akan mulai menceritakan
dari letak Museum tersebut, latar belakang, hal unik apa yang ada didalam
Museum tersebut, kemudian harga tiket dan jam operasional maupun kondisi tempat
serta opini kelebihan dan kekurangan Museum De Javasche Bank ini dan masih
banyak lagi deh. Penasaran kan? Let’s check it.
·
Letak Museum De Javasche Bank
Surabaya
Museum ini terletak di Jalan Garuda No 1 yang
tempatnya tidak jauh dari pusat perbelanjaan Jembatan Merah Plaza.
·
Latar Belakang Museum De Javasche Bank Surabaya
De Javasche Bank adalah bank yang didirikan oleh pemerintah Belanda pada tanggal
24 Januari 1828 dengan pusat di Batavia. Sedangkan di Surabaya, pemerintah
Belanda membuka cabang De Javasche Bank pada 14 September 1829 dengan kepala
cabang pertama adalah F.H. Preyer dibantu dasister A.H. Buchler dan J.D.A Loth
sebagai komisaris, menempati gedung De Javasche Bank. Alasan Belanda mendirikan Javache
bank karena dinegeri jajahan menandakan ada perkembangan ekonomi sehingga
javasche bank dibentuk di Indonesia. Sebelumnya Javache bank dibentuk ada krisi
Malesci sebelum 1828 karena penjajahan napopleon, perang diponergoro 1825 –
1830 sehingga pengaruh ekonomi belanda, culture stelsel yang gagal sehingga
rugi ada pemeberontakan negri Belanda. Arsitek klasik 1828 ini merupakan milik
Belanda, 1910 gedung pertama di bongkar dan kemudian didirikan baru pada 1910
sebagai bank jepang hingga 1953 kemudian javasche bank kembali ke tangan
belanda, digunakan sebagai akir bank Indonesia. 2010 ada perbaikan total karena
arsitek kuat pembubaran gedung dilakukan arsitek dari Petra. Bangunan ini
bangunan yang dibuat Belanda dengan kuat karena campuran semen ada 4 lapisan,
yang pertama yaitu semen, kedua 100% pasir semua, ketiga air sesuai ukuran
dengan semen pasir, yang terakhir limbah dari pabrik gula. Pegawai disana tidak
berpendidikan dan arsiteknya pun tidak terjun ditempat. Kantor BI ini pernah dikuasai oleh pemerintah kolonial Jepang
pada tahun 1942. Dan De Javasche Bank itu baru beroperasi kembali pada 6 April
1946, setelah tentara Sekutu masuk dan berkuasa.
De Javasche Bank berubah
menjadi Bank Indonesia pada 1 Juli 1953. Untuk operasionalnya masih bertempat
di gedung yang sama selama beberapa tahun. Sampai akhirnya pada tahun 1973,
Bank Indonesia menempati kantor di Jalan Pahlawan 105
Surabaya.
Pada tahun 2012, gedung
De Javasche Bank berubah menjadi salah satu bangunan cagar budaya milik Bank Indonesia (BI). Dan difungsikan untuk museum dan ruang pameran. Salah satu
bagian dalam gedung ini yaitu bagian aula yang dapat menampung sekitar 500
orang.
Gedung De Javasche Bank
merupakan gedung yang terdiri dari 3 lantai. Dan yang digunakan sebagai museum
dan ruang pamer adalah lantai dasar yang merupakan lantai bawah tanah atau
basement. Ada beberapa ruangan yang berisi koleksi mata uang kuno, koleksi
hasil konservasi dan koleksi pusaka budaya. Di lantai 2, berupa aula yang saat
ini sering digunakan untuk ruangan pameran seni dan budaya. Ruangan ini dapat
digunakan oleh masyarakat umum dengan mengajukan surat peminjaman ruangan
sesuai dengan prosedur yang berlaku. Dahulunya, ruangan luas ini digunakan
untuk aktivitas perbankan penyimpanan dan penarikan uang oleh nasabah.
Lantai 3 dari gedung ini
berupa ruang Arsip. Namun ruangan ini tidak dibuka untuk umum dan hanya khusus
untuk pegawai. Sehingga pengunjung museum hanya bisa sampai lantai 2 saja.
·
Daya Tarik Objek dalam Museum De Javasche Bank Surabaya
Di ruang koleksi uang
kuno tersimpan berbagai macam koleksi uang kuno. Uang kuno ini sejak dari jaman
Belanda baik uang kertas dan koin yang disimpan didalam etalase yang berjajar. Sejumlah pengunjung memperhatikan replika
emas batangan De Javasche Bank di Museum Bank Indonesia (BI). Batangan
emas asli ini sekitar 13,5 kg yang merupakan hasil rampasan Jepang kemudian
diambil oleh orang – orang Belanda
Kemudian tidak itu saja keunikan dari Museum De Javasche Bank Indonesia
ini, adanya AC alami, pintu unik dan
CCTV zaman kuno
Pintu untik itu dimaksdkan untuk menyimpan uang pada saat zaman colonial
Belanda, pintu itu kira – kira besi basa asli, dan memiliki bobot berton. Pintu
baja ni menggunakan sandi, dan yang saya herankan pintu ini masih sangat bagus
( tidak mengalamai kerusakan ) tetapi pintu ini sudah tidak dapat dikunci lagi
karena kata sandi tersebut telah rusak.
Museum De Javasche Bank ini mempunyai Ruangan Koleksi mata uang lama yang sebelumnya berfungsi sebagai kamar aman deposito dan
digunakan untuk menampilkan mata uang lama Indonesia, kemudian Ruangan Koleksi dari konservasi Ruangan
yang mengandung bahan bangunan yang diganti untuk konservasi, sejarah juga
konstruksi bank dan Ruangan Koleksi
harta budaya yaitu ruangan mesin bank lama tampilan dan peralatan.
Di ruang selanjutnya
yaitu ruang koleksi benda konservasi. Disini tidak terlalu banyak barang. Hanya ada meja yang
menampilkan beberapa bahan bagunan gedung De Javasche Bank seperti keramik dan
genteng.
Kemudian dapat dijumpai
mesin-mesin yang digunakan di dunia perbankan kuno.Mesin tersebut berupa alat
mesin pemotong uang, alat penghitung uang dan juga alat penghancur uang.
Beberapa foto Surabaya tempo dulu juga ditampilkan dalam ruangan tersebut.
Cara pemakaiannya adalah uang
kertas yang tidak layak edar dimasukkan kedalam kotak kaca, kemudian alas
lempengan pada kotak kaca akan dijalankan. Uang kertas pada kotak kaca itu akan
jatuh ke container terbawa ke atas, masuk pada kotak pemotongan pisau potong
bergerak merajang uang yang masuk, selanjutnya uang yang sudah berulang – ulang
digilling dengan pisau, jatuh pada ayakan. Kemudian, uang yang sudah diayak
hasilnya keluar melalui pipa dalam bentuk halus dan ditampung karung, dan siap
untuk dibakar.
·
Harga tiket dan Jam Operasional Museum De Javasche Bank Surabaya
Museum
bank Indonesia Surabaya ini buka setiap hari kecuali hari Senin dengan jam buka
mulai pukul 8 pagi sampai dengan 4 sore. Untuk masuk ke museum ini, pengunjung
tidak perlu membayar tiket masuk. Hanya mengisi buku tamu saja yang tersedia di
meja resepsionis.
· Kondisi
tempat Museum De Javasche Bank Surabaya
Kondisi yang saya lihat dimuseum tersebut masih sangat bagus, sangat
rapi dan masih banyak benda – benda yang tersimpan dalam kaca. Semua tertata,
mulai dari alat untuk pemotong / penghancur uang, pembuat uang. Anehnya,
ruangan atau Museum ini sejuk meskipun tidak adanya AC , kami rombongan dari
Universitas Ciputra sekitar 40 orang tidak merasa panas, beliau menceritakan
karena dilantai bawah Museum De Javasche Bank Belanda membangun saluran besar
yang terbuat dari beton untuk dialiri dengan air.
· Opini
Kelebihan dan Kekurangan saya dalam Museum De Javasche Bank Surabaya
Kunjungan saya pertama kali ke Museum De Javasche Bank bersama teman
kelas dan dosen saya, melangkah masuk saya piker hanyalah museum biasa yang
sama seperti museum lainnya, tetapi setelah dijelaskan oleh bapak Bambang
Suhasnowo sayapun merasa penasaran terhadap Museum ini, Bapak Bambang Suhasnowo
menceritakan kembali barang – barang atau koleksi yang ada di Museum De
Javasche Bank.
Kekurangan dari museum ini mungkin tidak banyak orang tau lokasi
tersebut dan diera modern seperti ini, masyarakat terutama remaja – rejama
sangatlah tidak pernah mengunjungi museum – museum seperti De Javasche Bank.
Kekurangan lain mungkin perlunya promosi untuk masyarakat sekarang tau
mengenai Museum Bank Indonesia yang ada di Surabaya.
· Fungsi
Cagar Budaya atau Museum De Javasche Bank Surabaya untuk masyarakat
Dengan fungsinya sekarang,
gedung ini bisa terus menjadi ikon sejarah perkembangan perbankan Indonesia.
Para pengunjung yang awalnya tidak mengetahui sejarah perbankan di Indonesia
jadi tahu saat berkunjung ke museum ini, contohnya saja seperti saya.
Masyarakat juga dapat meminjam gedung tersebut untuk berbagai kegiatan
seni, budaya, dan pendidikan.
· Kesimpulan,
Saran dan Kritik untuk Museum De Javasche Bank Surabaya
Menurut saya pribadi Museum De Javsche Bank
masih punya banyak peluang untuk lebih dikembangkan lagi, salah satunya adalah
dengan menambah koleksi benda-benda kuno perbankan, menciptakan suasana nyaman
dalam ruangan, memperindah ruangan dengan lukisan atau pernik interior lain
agar ruangan tidak terkesan kaku dan suram. Namun di luar semua hal yang saya
keluhkan, saya merekomendasikan Gedung dan Museum De Javasche Bank untuk dikunjungi.
Alasan mendasarnya adalah agar kita penerus bangsa lebih mengenal sejarah dan
lebih bersemangat untuk membangun bangsa Indonesia tercinta. Setelah
mengunjungi museumnya, saya masih antusias untuk mengunjungi gedung ini lagi
saat ada pameran seni atau budaya.Kabarnya gedung ini sering digunakan untuk
pameran lukisan. Kritik dan saran lain yang ingin saya sampaikan mungkin untuk
pemandu Bapak Bambang semoga sehat terus dan bersemangat dalam memandu
masyarakat yang ini mengetahui atau menambah ilmu pengetahuan di Museum De
Javasche Bank Surabaya. Inti dari kesimpulan saya diatas saya ingin berterima
kasih kepada Pak Akhmad Ryan Pratama yang sudah mengajak mahasiswanya untuk
mengunjungi Museum De Javasche Bank ini, sehingga saya bisa tau yang ada
diMuseum ini. Saya juga berterima kasih bagi Pak Bambang yang berantusias dan
dengan sabar menceritkan segala hal yang ada didalam Museum tersebut, Saya juga
berterima kasih kepada Tuhan atas segala rahmatnya. Tidak lupa saya juga
berterima kasih kepada para pembaca blog saya, sekian dan terima kasih. Mohon
maaf jika adanya kata – kata yang kurang berkenan dihati.
Komentar
Posting Komentar